Masih Tentangnya

Bau embun yang khas, hai embun kau tampak cantik. . menggelantung di dedaunan tersinari oleh matahari membuat kau bak primadona di pagi ini, hei herse aku menyukai embunmu!
kupu-kupu hilir mudik mencari nektar, pastinya mencari nektar yang paling manis diantara nektar-nektar lainnya. Kau tampak indah kupu-kupu, kau tampak anggun ingin rasanya anggun sepertimu

oh, hei matahari.
Kau tampak malu-malu disana, aku sangat menyukaimu di pagi hari saat kau menyinari embun, akibatnya embun menjadi cantik saat itu, kau hangat saat itu! Aku menyukaimu saat itu.
 Aku sedikit tidak menyukaimu di siang hari karna kau panas menyengat saat itu, kulitku kusam karenamu. Tapi aku merindukanmu di malam hari, aku rindu hangatmu J
Embun, apa kau melihat perahu kecil yang membawa botol kaca berisi sepucuk surat?
 L kurasa kau tidak melihatnya, ohh menyedihkan!
Hei perahu kecil, kau dimana? Aku belum melihatmu,
apa kau sudah menemukannya? Aku harap, kau sudah menemukannya
cepatlah kembali perahu kecil, aku harap kau membawa banyak informasi tentangnya,
bagaimana kabarnya sekarang, dimana dia sekarang, dan bagaimana hatinya sekarang
 atau aku lebih senang lagi kalau kau mebawanya pulang padaku..
tapi itu hanya angan-angan saja,
getir . . . L

perahu kecil apakah aku terlalu mencintainya? Apa aku terlalu memaksakan kehendak? Apa aku terlalu mengharapkannya? Apa aku terlalu memimpikannya untuk datang menjemputku dengan kuda putihnya?
ohh sudahlah . . .
Hei herse sampaikan pada embunmu yang akan datang di pagi hari esok
“ katakan ini pada pangeran berkuda putih : Aku masih disini menunggumu kembali” . . .
Terimakasih Herse . . . J

0 komentar: