Bahagiakah?

Ternyata kita ditakdirkan untuk bertemu kembali.3 meter di depanku, kau berdiri dengan segala sesuatu yang membuatmu berubah dan sangat berbeda.Dari sini aku bisa melihatmu tersenyum, namun kau hanya melihatku diam seperti patung selamat datang.Senyum yang terlukis di bibirmu pun pudar, binar-binar dalam matamu pun meredup, saat itu aku pun tahu kau sudah salah paham.
Bukannya aku sombong dan tak mau menyapa, bukannya aku tak rindu dan telah melupakan.saat itu aku hanya sedang berpikir dan menimang-nimang, apakah aku akan menyapamu seperti saat aku menyapa semua orang?? Dengan pertanyaan, "hai, bagaimana kabarmu?" atau "hai, kemana saja kau selama ini?"
Tidak! itu basi dan terlalu biasa bukan?? Lagi pula, aku sudah tahu jawabannya.Jadi untuk apa??
Hanya untuk basa - basi?? aku tahu kau tak membutuhkannya.
        Aku masih menatapmu dan tak bergerak seditpun.Kau pun sama, hanya diam dan menatapku aneh.Mungkin kau bertanya dalam hati, "apakah begini caramu menyambutku?
Satu langkah, dua langkah aku mendekatimu, kau tetap diam tak bergeming.Aku mengulurkan tanganku padamu, namun kau hanya menatapnya dingin dan membiarkannya menggantung di udara."Apakah kau bahagia kawan??"
Ya.itu pertanyaan yang cocok aku tanyakan saat ini.Setelah sekian lama tak bertemu.
Aku tidak peduli dengan apa yang kau pakai sekarang.Pakaian bermerek dan lain sebagainya.
Aku tidak peduli jika kau telah menjadi orang yang sukses, lulus SMA dengan nilai memuaskan, mendapat gelar camlaude dari universitas ternama, dan mendapatkan pekerjaan yang hebat, lalu mempunyai banyak uang.Aku tidak peduli dan tak mau tahu.
Aku hanya ingin tahu "apakah kau bahagia??"
Bukankah itu jawaban dari semua pertanyaan??
         Aku tersenyum, namun kau hanya menatapku dingin tanpa membalas senyumku atau sekedar menyambut tanganku. Kemana senyummu yang sempat kau lukiskan tadi??